Rabu, 18 Mei 2011

Secret Conversation of Our Board Members

Kemarin, aku baru baca majalah Tempo no 00011 edisi 16 – 22 Mei 2011. Majalah Tempo edisi ini memiliki judul yang menarik yaitu Calo – Calo Senayan, yang juga menjadi liputan utama mereka. Dari artikel ini kita bisa tahu apa saja sih yang dilakukan anggota dewan yang terhormat itu di kantor mereka. Dan apa saja sih yang harus dilakukan untuk membuat sebuah anggaran dalam rapat perencanaan APBN atau APBD. Saya sangat menyarankan seluruh rakyat Indonesia untuk membaca artikel ini. Agar kita tahu para anggota dewan yang terhormat yang kita pilih secara langsung itu kerjaannya ngapain aja di senayan. Ada indikasi bahwa anggota dewan menjadi calo bagi pejabat atau pengusaha untuk meng-Gol-kan proyek atau anggaran bagi daerah mereka. Dan tentu saja yang namanya calo itu dibayar lebih mahal.

Yah terlepas dari artikel itu benar atau tidak. Soalnya seluruh anggota dewan yang menjadi narasumber, kebanyakan membantah, atau tidak mau berkomentar tentang hal itu. Kalo ga benar yah silahkan tuntut aja majalahnya.

Yang jadi menarik buat saya adalah ada artikel kecil pendukung laporan utama itu yang berjudul Kamus Gaul Bahasa Senayan. Bagaikan sebuah cerita spionase, ternyata para anggota dewan juga memiliki kode – kode rahasia yang menurut majalah tempo bisa menyembunyikan transaksi gelap yang ada di gedung DPR. Kode ini hanya bisa dipahami oleh sesama anggota dewan, meskipun orang lain juga sudah bisa menduga maknanya.

Kode – kode itu antara lain:

Gini - gini aja nih? –diucapkan kalau tak ada tanda – tanda bakal ada kucuran uang.

Lagunya apa? Bagimu Negri? Ditanyakan sebelum proyek; ada uang atau tidak. Bagimu negri merujuk pada proyek yang tidak berduit karena bait dalam lagu itu berbunyi “Kami mengabdi...”

Kok puasa terus, kapan bukanya? –diucapkan kalau tak ada tanda bakal ada kucuran uang.

Hitungannya jago, tambah – tambahan hebat, tapi membaginya kurang pintar.. –Menyindir pejabat yant tidak pernah membagi duit.

Mana nih air zamzamnya? –Menanyakan kucuran uang.

Berapa meter kirimannya? –meter dipakai menggantikan kata “Milliar”

Kok kuenya pahit, kurang manis nih.. –protes karena jumlah duit yang dibagikan kurang.

Nah, begitu lho, makanannya enak – enak. Kami suka sekali dengan kiriman anda kemarin.. –puas dengan kiriman duit.

Ada makan siang, mau ikut nggak? –memberi tahu ada proyek yang akan digarap.

Lagi ketemu pasien –anggota dewan sedang bernegosiasi dengan pejabat atau pengusaha.

Selain itu ada juga kode dari pengusaha atau pejabat kepada anggota dewan. Antara lain:


Kami sudah kirim lima bola, bisa untuk main sama teman – teman. –setoran duit Rp. 500 juta.

Ada kiriman buku dari Amerika, maaf di dalamnya ada tiket nonton jazz 10 lembar. –ada kiriman amplop berisi US$ 10 ribu.

Sumber: Majalah Tempo no 00011 Edisi 16 – 22 Mei 2011


Gilee.. keren banget ya mereka. Saya bisa membayangkan di sebuah restoran mahal atau di saat kumpul2 bersama satu komisi atau fraksi, mereka ngobrol kaya gini

“aduh kok pahit ya kuenya, kurang manis”

“nyantai aja bro, ntar kite dapet air zamzamnya”

“Eh mau pada kemana nih?” “Makan siang, mau ikut ga?”

“Eh si anu kemana sih kok ga keliatan?” “Biasa bro, lagi ketemu pasien”

Wah. Saya kehabisan kata2. Ngomong2 artikelnya Tempo ini juga dibahas di “Apa Kabar Indonesia Malam” di TVOne hari ini tanggal 18 Mei 2011. Dengan bintang tamu Permadi, Fajrul Rachman dan anggota dewan yang saya lupa namanya. Permadi menyatakan bahwa hal2 seperti itu memang ada, sedangkan si anggota dewan itu bilang dia ga pernah tuh menemukan hal2 itu di gedung DPR. Fajrul Rachman memberikan solusi kalau anggota dewan yang memang ada melakukan hal2 itu jangan dipilih lagi lah kedepannya.

Hmm.... pusing ya mikirinnya. Seorang idealis pun kalau masuk ke kolam lumpur, mau ga mau akan berlumuran lumpur. Bahkan dari seorang kader partai muslim yang identik dengan islam yang bahkan menterinya saja ga mau bersentuhan dengan wanita saja dikabarkan menjadi calo juga di senayan. Yang hebatnya, orang yang meminta sang kader ini untuk menjadi calonya berpendapat bahwa dia adalah orang yang amanah. What the F**k? orang amanah apa kaya gitu?

Sebenarnya apa sih yang mereka cari? Dengan gaji dan tunjangan yang besar, mobil mewah dan rumah dinas, laptop, anggaran studi banding, duit rapat, untuk apa lagi coba mereka jadi calo? Wallohualam.

Semoga Alloh SWT menunjukkan jalan terbaik bagi saya, anggota dewan, dan kita semua jalan terbaik yang akan membawa kita menuju kebaikan dan kedamaian.

Amiiin.

Tidak ada komentar: